22 Agustus 2008

The password is : konsentrasi

. 22 Agustus 2008

Pernahkah kamu nonton acara TV, agak lama baru menyadari kalo nyokap kamu ternyata sudah tiga kali teriak-teriak memanggil nama kamu?

Pernahkah kamu bercengkrama dengan pacar atau sahabat, asyik bersenda gurau, hingga tak peduli hujan deras atau di bawah terik siang matahari?

Kalo pernah, itu artinya kamu pernah mengalami dan merasakan asyiknya konsentrasi. Nggak asyik gimana coba? Hujan deras atau terik matahari ternyata tak bisa mengganggu kamu. Tidak juga teriakan nyokap kamu. Kamu seperti 'melebur' dalam sebuah kondisi dimana yang ada cuma kamu dan dunia kamu. Yang lain jadi samar, mengabur dan tidak penting.

Itulah yang disebut kedahsyatan efek konsentrasi.
Aku sendiri menyebutnya sebagai Hadiah Konsentrasi. Sebuah hadiah istimewa buat siapa saja yang mau meluangkan waktu untuk berkonsentrasi.

Seperti sifat hadiah-hadiah lain pada umumnya, ia bisa menjadi milik kita apabila kita telah mampu mengikuti syarat dan aturan mainnya.

Ada perbedaan mendasar antara kedua contoh diatas dengan konsentrasi yang akan kamu pelajari dalam buku ini. Sama seperti halnya ketika kamu tidak mempersoalkan telat makan, tapi geregetan karena belum boleh makan lantaran sedang berpuasa. Yang pertama, terjadi karena diluar rencana dan niat kamu. Yang kedua, terjadi karena direncanakan, dan memang kamu niatkan.

Kamu bisa konsentrasi nonton TV hingga baru bisa mendengar nama kamu di panggil nyokap untuk yang ketiga kali, adalah hal yang tidak kamu sengaja. Juga saat kamu kebal hujan sekaligus tahan panas saat bersenda gurau dengan pacar. Itu bukan konsentrasi, melainkan keterusan. Tidak percaya? Sekarang coba kamu jalan-jalan santai di bawah teriak matahari jam 1 siang (ngajak Pacar juga boleh). Tapi sekarang coba kamu niatkan konsentrasi melawan rasa panas matahari. Dijamin kamu akan kelojotan kepanasan plus dihadiahi tabok dari sang pacar.

So, letak perbedaannya pada soal niat.
Dalam contoh kasus, kamu kebal panas dan tahan hujan justru ketika tidak niat konsentrasi. Itu artinya, kamu seperti juga kebanyakan orang awam, belum bisa melakukan konsentrasi.

Padahal, untuk bisa belajar akting, syarat utamanya adalah: kamu harus bisa konsentrasi. Bayangkanlah dunia akting seperti sebuah laptop super canggih dan mahal, yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja. Mungkin banyak yang bisa membeli laptop tersebut, namun masih jarang yang bisa mengakses untuk memaksimalkan kelebihan dan beragam fitur menarik yang ada di dalam laptop.
Mengapa? Karena selayaknya sebuah laptop supercanggih, saat pertama kali dinyalakan ia pasti meminta password untuk bisa mengakses dan menggunakannya.

Sama halnya dengan dunia akting.
Banyak orang yang mungkin telah bermain teater, menjadi aktor sinetron bahkan bermain di film layar lebar. Tapi cuma sedikit yang telah benar-benar memasuki kedalaman dunia akting.
Hanya sedikit, aktor yang telah menerima penghargaan. Lebih sedikit lagi, aktor yang bisa dikagumi penonton bukan karena fisik dan wajahnya. Itu karena memang tak banyak yang tahu password atau kata kunci memasuki kedalaman dunia akting.

Kamu pingin tahu?
The password is: konsentrasi. ***

0 komentar: