22 Agustus 2008

Tingkatan Penafsiran

. 22 Agustus 2008

Diksi:

Kata diksi (diction) terkadang diartikan sebagai mengeja, atau cara berbicara dengan keras, tetapi ini hanyalah arti keduanya. Arti sebenarnya berasal dari kata dictionary (kamus) atau 'pemilihan kata-kata untuk mengekspresikan ide-ide dengan tepat dan selaras. Mengerti diksi berarti mengerti karakter.

Denotasi:

Walaupun besar pengaruh yang dimiliki penulis untuk memberikan nilai emosi kepada kata-kata, kata-kata tetap memiliki arti yang paling harafiah yang harus dianggap penting. Arti dan definisi kata berdasar kamus disebut Denotasi, sementara nilai-nilai emosinya disebut Konotasi.
Arti dari sebuah kata bukanlah sesuatu yang statis karena banyak arti kata di dalam kalimat dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Memproduksi sebuah naskah yang umurnya sudah sepuluh tahun saja membutuhkan penyelidikan arti kata-kata dan ekspresinya yang mungkin sudah berubah. Kita harus yakin bahwa arti yang kita sudah anggap benar sesuai dengan arti yang dimaksud oleh si penulis naskah.

Konotasi:

Arti konotasi kata-kata sangat banyak variabelnya, tidak seperti denotasi, dimana dapat ditentukan dengan jelas melalui penggunaan yang sudah lazim. Untuk konotasi, kita harus melihat konteksnya (pengertian yang diperoleh berdasarkan hubungan kata-kata dalam kalimat) untuk dapat menentukan kemungkinan konotasi mana yang cocok dari sebuah kata. Penulis handal akan memilih kata yang paling tepat untuk dapat menggunakan tidak hanya satu konotasi saja sehingga memberi pengaruh emosional yang bertingkat-tingkat.

Sama seperti kehidupan sehari-hari, karakter menggunakan konotasi sebagai satu cara untuk menunjukkan sikap & perasaan mereka kepada sesuatu atau seseorang. Dengan demikian, konotasi sangat berhubungan dengan kehidupan emosional karakter. Jika Blance DuBois dalam A Streetcar Named Desire (Pusaran) karya Tennessee Williams menggambarkan seseorang dengan 'Rakus' suka menggerogoti, dan meraksasai(kaku) (Swilling and gnawing and hulking) kita mengerti tidak hanya sikapnya pada orang itu, tetapi juga menunjukkan pribadinya sendiri karena cara dia mengekspresikannya. Sensasi tubuh yang dinyatakan oleh kata-kata itu menuntut ekspresi fisik dari si aktor sehingga kualitas kata 'rakus, suka menggerogoti, dan meraksasai (kaku) akan meningkatkan ekspresi emosionalnya. Kalau kita mengerti sikap dan perasaan karakter yang ditunjukkan oleh konotasi kata, berarti kita menemukan sumber bentuk fisik dari kehidupan emosionalnya.

Parafrase

Parafrase adalah latihan untuk menyatakan kembali arti dialog dengan menggunakan kata-kata si aktor sendiri. Parafrase dilakukan dengan cara menterjemahkan ke bahasanya sendiri kata demi kata, kalimat demi kalimat seakan-akan kata-kata yang diberikan si penulis adalah bahasa asing. Tentu saja pengaruh emosional, konotasi, suasana hati, dan kekayaan puitisnya akan hilang, tetapi dengan parafrase itu sendiri si aktor menghargai kekayaan bahasa si penulis dan setidak-tidaknya sudah melakukan proses penyelidikan yang tekun akan arti kata-kata yang diucapkannya. Parafrase biasanya lebih panjang dari bahasa penulisnya. Tujuannya adalah untuk membuat arti yang diimplikasikan menjadi lebih eksplisit (sangat jelas, terus terang, terbuka).

Dengan menggunakan dialog yang sedang anda latih, tulis parafrasenya menurut tingkatan di bawah ini:
1.menurut pengertian denotasi
2.menurut pengertian konotasi dan sikap emosional
3.parafrase untuk mengekspresikan benih ide di belakang setiap kalimat
4.parafrase untuk mengekspresikan arti subtekstual atau arus bawah atau perasaan yang dibawah oleh dialog atau adegan.

Sintaksis

Sintaksis adalah penataan kata-kata dengan tepat untuk menunjukkan hubungannya yang serasi dalam kalimat. Artinya, kalimat yang intelek lebih ditentukan oleh 'bentuk penataan' kalimat itu daripada arti setiap katanya.
Dalam musik, seorang pemain instrumental sering disarankan oleh gurunya untuk memainkan musik dan bukan nada-nadanya. Maksudnya adalah untuk mengerti bentuk dan sensasi dari seluruh frasa sebagai satu kesatuan unit dan bukan hanya suksesi dari nada-nadanya.

Yang harus dimengerti adalah bahwa dari pembentukan unit-unit pemikiran yang lebih besar, dari frasa-frasa, dari kalimat-kalimat, dan dari paragraf-paragraf lah, maksud lebih mudah dimengerti. ***

0 komentar: